A |
ku Stevani Friska Iana, kata mama aku punya kembaran, tapi aku nggak tau namanya karena mama nggak pernah menceritakan tentang dia dan mama juga bilang kalau dia hilang entah kemana. Setiap aku menanyakan tentang DIA, mama selalu menangis dan memarahiku dan berkata “Jangan tanyatentang dia. Anggap saja dia tidak pernah ada dalam kehidupan KITA meskipun dia saudara kembar kamu.”. Setiap mendengar kata-kata itu semakin membuatku penasaran. Siapakah sebenarnya dia ? Apa benar aku punya kembaran ? Kenapa mama nggak pernah menceritakan tentang dia, kalau dia kembaranku ? Apa salah dia sampai membuat mama marah kalau aku menanyakan tentang dia ? Entah lah, tapi yang pasti aku akan menjawab pertanyaanku itu sendiri. Aku akan mencari siapa sebenarnya dia dan bagaimana dia ?
Seperti biasa aku ke sekolah bareng George, karna sekarang aku udah jadi pacarnya and papa, mamaku udah bolehin aku pacaran sama dia, begitu juga dengan papa mamanya George.
S |
ampai disekolah aku nggak bareng dia ke kelas, karna George ada urusan sebentar, well, aku ke kelas sendirian. Waktu jalan ke kelas ada kakak kelasku yang manggil aku, tapi dia manggil aku beda.
“Stevana, Stevana, tunggu…” begitulah kata kakak itu.
“Maaf kak, aku Stevani. Kelas 10 – D. Aku bukan Stevana kak. Kakak salah orang. Permisi. “ ucapku lembut.
“ Nggak, aku nggak salah orang. Kamu Stevana Friska Iana kan ? “ tanya kakak itu. Aku terkejut dan diam tidak bergerak, nama yang disebutkan kakak itu sangat mirip dengan namaku ‘Apa mungkin nama itu adalah nama kembaranku?’, hanya saja. bedanya di Stevana dan Stevani. “ Bukan kak. Aku Stevani Friska Iana, bukan Stevana yang kakak maksud. “ jawabku dengan perasaan yang masih kaget.
“ Nggak mungkin kamu ganti nama, wajahmu tetap seperti dulu, hanya saja sekarang lebih cantik, kamu bukan kelas 10, Stevana. Kamu kelas 12 – F, kamu salah kelas. Ayo kita ke kelas bersama, anak-anak pasti senang melihat….. “ kata kakak itu sambil menggandeng tanganku.
“ Maaf kak, aku 10 – D bukan 12 – F dan aku Stevani, bukan Stevana. Permisi, kak. “ potongku dan melepaskan genggaman tangan kakak itu dan langsung berlari ke kelasku.
A |
ku nggak tau siapa kakak itu dan apa maksudnya memanggil aku dengan nama ‘Stevana’. Saat pelajaran aku nggak konsen, George berulang kali mencoba membuatku konsentrasi, tapi gagal. Akhirnya, jam istirahat tiba.
“ George, aku nggak bisa nemenin kamu istirahat. Aku ada urusan. Maaf ya, tapi aku usahakan kalo urusan itu udah selesai aku temuin kamu segera. “ kataku pada dia.
“ Iya sayang, nggak apa. Kalo misalnya urusannya belum selesai dan harus diselesaikan, silahkan diselesaikan. Kita masih ada waktu nanti pulang sekolah. “ jawab George lembut sambil membelai rambutku.
“ Oke. Bye. “
” Bye. “
S |
epulang sekolah aku selalu menulis kejadian yang terjadi hari ini di diary kesayangan ku. Saat asyik menulis diary, mama memanggilku untuk makan siang. Mama sudah pulang dari rumah saudara ku di Bogor, tapi meskipun mama dan papa ku udah pulang Bogor, kakak-kakak sepupu ku tidak di izinkan untuk pulang ke Surabaya. Mereka disuruh mama dan papa untuk tetap dirumah, karna mama dan papa akan pergi lagi. Yeah, kalau mama dan papa pergi ke luar kota atau luar negeri, mereka pasti menyuruh kakak-kakak sepupu ku untuk menemaniku dirumah sebesar ini dan karena aku cewek pula, jadi mama dan papa makin nggak tega kalau ninggalin aku sendiri dirumah ini. Mama dan papa akan pindah ke Belanda, disana ada kakek dan nenek ku.
Begitu mendengar mama memanggil ku, aku segera keluar dari kamar dan makan siang. Saat makan siang aku tanya sama papa dan mama.
“ Pa, ma. Stevani mau tanya dan Stevani harap papa dan mama jawab jujur pertanyaan Stevani. “ kataku saat di meja makan.
“ Iya sayang, mau tanya apa ? Kelihatannya serius. “ jawab mamaku sambil mengelus- elus rambutku.
“ Siapa Stevana ? “. Begitu mendengar aku menyebut nama itu, papa, mama dan kakak-kakak yang lain diam nggak berbicara dan berhenti makan. “ Ada apa ma ? Ada apa pa ? Ada apa kak Joe ? Kok diem semua ? Apa ada yang salah dengan….. “ lanjutku.
“ Sayang, kenapa kamu bertanya seperti itu ?” Papa memotong pembicaraan ku.
“Karena tadi saat di sekolah, kakak kelasku ada yang manggil aku gitu. Apa, Stevana itu saudara kembarku ? ” sahut ku. Mama masih diam tak bergerak dan tidak meresponku.
“Sudah, jangan bahas itu lagi. Mama nggak mau bahas.” akhirnya mama bicara.
“Aku tau, mama larang aku untuk bahas DIA, tapi aku tanya aja, apa nama kembaranku ‘Stevana’ ?“ lanjutku.
“ Sudah tau gitu kenapa masih di bahas ?“ sambung kak Joe, suasana hening.
“Aku… Aku penasaran dengan dia dan saat tadi juga, kakak kelas manggil aku dengan nama ‘Stevana’. Memangnya siapa dia ? Apa salah aku bertanya tentang Stevana ? Apa salah aku tanya tentang saudara kembarku ? “ aku berbicara dengan nada rendah.
“Bukan salah, Stevani. Tapi, tante Sely memang nggak mau mendengar nama itu. Jadi, cukup ini yang terkahir. Jangan dibahas lagi.“ sela kak Joe lembut.
“ Sekarang kamu ke kamar !“ bentak mama padaku dengan sangat marah.
“ Tapi, ma…”
“ Nggak ada tapi- tapian. Joe, Ray bawa adikmu ke kamarnya.” Mama marah besar.
“ Baik, tante.” suara kak Joe dan kak Ray lembut dan membawaku ke kamar.
“ Kak, memang ada apa sih kok mama selalu marah kalo aku tanya itu ?” tanya ku pada kak Ray, saat aku sudah duduk dikamar. Karna kak Joe sudah pergi lebih dulu, jadi aku tanya ke kak Ray.
“ Bukannya marah, tapi mama kamu memang nggak mau mendengar nama itu.“ kak Ray menjelaskan sambil mengelus rambutku lembut.
“ Tapi kenapa… ? “
“ Suatu saat kamu akan tahu jawabannya. Sudahlah jangan di pikirkan, kamu tenangin dulu hatimu, biar nanti malam pas papa dan mama kamu akan pergi ke Belanda, merek nggak mau kamu sedih saat kamu nganter ke Belanda. “ kak Ray memotong.
“ Baik, kak.”
“ Kakak tinggal dulu, nggak enak yang lain diluar.“
“ Iya, kak.” kak Ray pergi dan hapeku bunyi. Oh, dari George.
“ Halo my princess.”
“ Hai juga George. “ aku menjawab dengan lemas.
“ Hei, hey, Hei. Ada apa dengan princess ku ini ? Suaranya terlihat sedih. Ada apa sayang ?” George tau aku sedih.
“ Yeah memang benar, aku habis dimarahin mama.“ aku menjelaskan.
“ Why ? “
“ Karena aku tanya tentang ‘Stevana’.”
“ Siapa dia ?“ tanyanya.
“ Aku nggak tau, maka dari itu, aku ingin tahu.”
“ Oke, lupakan siapa dia. Aku mau ngajak kamu pergi. Biar kesedihan mu hilang.“ George mengajakku.
“ Sorry, George. Aku nggak bisa, nanti malam papa dan mama akan pergi ke Belanda, jadi aku dan kakakku akan mengantar ke Bandara.“ aku menolak dengan halus.
“ Oke, lain kali aja. Jangan bersedih, tersenyum. Nanti cantik mu hilang kalau menangis. “ ucap George.
“ Oke, smile.“ balas ku.
“ Sayang, udah dulu ya. Bye, I Love You, my princess. “ kata-kata yang membuat pipiku merah.
“I Love You too, sayangku.” telponnya mati.
Malam ini aku ngantar mama dan papa ke bandara……
“ Sayang maafkan mama tadi siang.” Mama memelukku erat sekali.
“ Iya, ma. Aku sudah melupakan kejadian tadi dan aku yang harusnya minta maaf.”
“ Mama sudah maafkan kamu. “
“ Om, keberangkatannya 20 menit lagi, apa semua sudah lengkap dan siap ?“ kak Joe menyela.
“ Sudah Joe.” balas papa dengan senyum kecil.
“ Hati-hati, nak. Jaga dirimu baik – baik.” pesan mama dan papa padaku.
“ Yes, mom, yes, dad. “ aku membenarkan.
“ Bye, sayang.” pamit mama.
“ Joe, Ray, Charlie, Chris, jaga adikmu, jaga Stevani dengan baik.“ pesan papa ke kakak-kakakku.
“ Siap, om.” jawab mereka berempat kompak.
“ Kita berangkat dulu, dahh.“
“ Hati-hati mom, dad.”
“ Iya anakku sayang.”
Malam ini malam perpisahan aku denga orang tua ku, meskipun akan bertemu lagi tapi rasanya ada yang kurang tanpa mereka. Kami langsung pulang dan beristirahat.
P |
agi ini seperti biasa George jemput aku, kali ini dia nggak naik motor biasanya. ‘Kemana motornya ? ‘ bodoh ah, yang penting dia jemput aku.
“Kak, aku berangkat dulu, ya. George udah dateng.“
“ Oke, hati- hati ya !! “ pesan kak Ray dan yang lainnya, tapi kemana kak Joe ?
“ Hei, bung. Aku Joe, kakak sepupunya Stevani and kamu pasti….”
“ George, kak.”
“ Oh, ya. Jaga Stevani dengan baik, jangan sampai dia terluka, oke. ?”
“ Oke, kak. Beres”. Ternyata kak Joe diluar, ngobrol sama George, aku nggak tau apa yang mereka rundingkan, tapi kelihatannya mereka begitu cepat akrab.
“ Oh, kak Joe. Ternyata disini rupanya. “ seruku dari halaman rumah.
“ Halo Stevaniku cantik, kemarilah. George sudah menunggu mu.“ suara kak Joe begitu bahagia, dia merentangkan tangan untuk memelukku.
“ Hati- hati ya.”
“ Iya, kak.“ balasku sambil melepaskan pelukan itu pelan- pelan.
“Oke, sudah cukup pamitannya, segeralah berangkat.” seru kak Chris.
“ Yeah, benar kata kak Chris.” kataku membenarkan kak Chris.
“ Ayo Georg. “ ajakku.
“ Oke sayang. “ balas George dengan senyum padaku. Aku bahagia banget, karena aku memiliki George dan kakak-kakakku juga begitu senang melihat George, karna George memang pantas dibanggakan semua orang. Dia anak yang baik, meskipun pada nyatanya George adalah vampir... Yeah, aku pacaran dengan vampir, kalo dilihat-lihat kisahku sama dia sama kayak film di twilight, kisah Bella dan Edward. Manusia pacaran dengan vampir dan pada akhirnya Bella jadi vampir dan aku juga akan seperti itu.
Pagi ini pagi yang baik bagiku, entah ada apa kok aku seneng banget. Pelajaran pertama kimia, pelajaran ini membosankan, aku benci pelajaran ini. Untung ajah, jam kimia cepet, jadi setelah kimia istirahat.
”Sayangku, maaf nanti aku nggak bisa mengantarmu pulang, aku ada acara keluarga.”
“ Gak apa, aku nanti pulang minta jemput kak Charlie.”
“ Oke, kekelas yuk.” ajak George sambil menggandeng tanganku.
“ Ayo.”
Jam pulang tiba, aku telpon kakakku untuk minta jemput, tapi nggak ada yang bisa jemput aku. Aku kepanasan didepan sekolah, tiba-tiba…..
“ Butuh tumpangan cantik ? “ suaranya seperti kakak yang mengira aku Stevana.
“ Makasih kak. Tapi aku…. “
“ Udah nggak apa, naik aja. Itung – itung permintaan maafku. “ potongnya dan memaksaku pulang dengannya.
“ Oke deh, kalo kakak yang maksa “. Kakak ini nggak nganter aku pulang, tapi dia ngajak aku jalan.
“ Ngapain kita ke sini, kak ? “ tanyaku dengan tangan yang dingin.
“ Aku cuma ngajak makan siang ajah and ngobrol- ngobrol. Nggak keberatan kan ? Maaf kalo nggak bilang dari awal. “
“ Tapi jangan lama-lama ya kak. Nanti kakak-kakakku cemas.“
“ Iya deh, siip. Ya udah masuk yuk. “ tangannya menggandengku dan menarikku.
“ Duduk, aku yang trakir kamu. “ katanya dengan tersenyum padaku
“ Makasih kak. Sebenarnya kakak ini siapa ? Kok…”
“ Kenalin, aku Felix. Thomas Felix. Kamu pasti sudah tau aku kelas berapa. Jadi, aku nggak perlu bilang aku kelas berapa. “ suaranya menyindir.
“ Iya kak. Aku tau, kok.” aku meringis.
“ Kak, kenapa kemarin manggil aku Stevana ? ” tanyaku heran.
“ Wajahmu mirip dengan dia, dan namamu juga. Aku kira kamu sokemnya, ternyata bukan. “
“ Aku nggak kenal dia dan aku nggak punya sokem, aku anak tunggal kak. “Memangnya dia siapa kak ?” tanyaku lagi.
“ Kalau kamu ingin tahu siapa dia, kamu baca di buku perpus, ada buku tentang dia.“ “ Judulnya ?”
“ Emm, Stevana Friska Iana, gadis tomboy yang baik dan care sama temannya.”
“ Trims kak, udah sore, bisa kakak anter aku pulang ? “
“ Oke. Mari.”
Aku pulang dan langsung menulis tentang hari ini, dan besok aku akan membaca buku tentang dia.
Hari ini George nggak masuk dan aku di anter kak Charlie. Begitu sampe disekolah aku langsung ke perpus dan meminjam buku yang judulnya “ Stevana Friska Iana, gadis tomboy yang baik dan care sama temannya.” dan aku akan membacanya, mungkin dengan membacanya, semua pertanyaanku terjawab.
Saat membaca buku itu, aku melihat nama “ Brian Corvine “ aku terpaku pada Corvine. Namanya sama persis dengan nama George, dan aku melanjutkan membaca dan ternyata, Brian adalah kakak sepupu George, sedangkan itu Brian adalah kekasih Stevana. Jadi, besar kemungkinan George kenal dengan Stevana. Tapi kalo dia kenal Stevana, kenapa nggak pernah cerita ke aku ? Entahlah, tapi yang pasti Stevana kemungkinan ada hubungannya sama George, tapi anak-anak disini nggak ada yang tau tentang semua ini. Karena, katanya jarang ada yang baca buku ini.. Karena aku belum selesai baca buku ini jadi aku bawa pulang.
Dan malam harinya aku bermimpi aneh. Dalam mimpi itu aku bertemu seseorang yang mirip dengan aku, atau itu yang namanya Stevana ? dan aku terbangun begitu aja. ‘ Siapa wanita dalam mimpiku tadi ? ‘ aku bertanya-tanya dalam hati.
George sudah menungguku didepan rumah, ngapain ? padahal hari ini hari minggu.
“ Stevani, George datang. Dia ngajak kamu jalan.” teriak kak Joe dari depan rumah.
“ Iya kak, aku lagi siap-siap. “ teriakku meyakinkan.
“ Aku berangkat ya kak. Daah.” pamitku.
“ Hati- hati. “ pesan mereka. Kali ini dia nggak naik motor, tapi dia menjemputku denga mobil. Aku nggak tau George membawaku kemana, dia menutup mataku. Sampai didepan rumah yang indah, megah dan rupanya rumah ini berada ditengah hutan, karena begitu sepi dan tenang.
“ Selamat datang dirumahku, sayang.“ ternyata itu rumahnya.
“ Besar dan menawan. “
“ Thanks, aku akan memperkenalkanmu pada keluargaku dan ada seseorang khusus yang ingin bertemu denganmu. “
“ Siapa ? “
“ Kita masuk ke dalam dulu, baru kau akan tau siapa dia ? “ wajah George misterius dan rumahnya sangat putih bersih, besar dan sangat menawan.
“Hai, Stevani. “ sapa seorang gadis kecil yang cantik.
“ Hai, juga….”
“ Orchid “
“ Nama yang bagus, bunga anggrek dan pantas untuk mu.” pujiku padanya.
“ Thank you.“
“ Stevani, kamu sangat cantik dan wajahmu mirip sekali dengan…” suara laki-laki itu terhenti.
“ Mirip siapa ? “ tanyaku.
“ Tidak mirip siapa-siapa. “ kata Orchid.
“ Upss. Sorry. “ kata pria itu meminta maaf.
“ Aku Malvono, Malvono Corvine.”
“ Stevani, Orchid adalah adik perempuanku yang paling kecil, tapi bakatnya begitu hebat. Sedangkan Malvono adalah vampir baru yang diciptakan Orchid, mereka berdua sama dengan kita. Saling mencintai dan menyayangi hingga akhirnya Malvono dirubah Orchid menjadi vampir. “ George menjelaskan.
“ Oh iya. Katamu ada seseorang yang ingin bertemu denganku ? Siapa? “
“ Oke, ikut aku. “. Aku menaiki anak tangga dengan langkah yang aneh, langkahku sangat cepat, tiba -tiba tubuhku terasa dingin, kulitku putih pucat. Ada apa ini ? aku bertanya- tanya dalam hati.
“ Stevani. “ panggil George seperti shock melihat diriku.
“ Ada apa ? “
“ Kamu berubah. “
“ Berubah gimana ? “
“ Kamu jadi vampir, tubuhmu dingin, kulitmu putih pucat dan gerakanmu begitu cepat. “ jelasnya.
“ Tidak mungkin, mana mungkin tiba- tiba aku berubah ketika menaiki anak tangga itu. “ bentakku tidak setuju.
“ Ternyata dia memang kembaran Stevana.” gumamnya pelan.
“ Apa ? “ teriakku.
“ Tidak, mari kita masuk ke kamar ini.” ajaknya. Oh my god, saat masuk kamar itu, tubuhku terasa sakit sekali, aku tidak bisa bergerak dan tiba-tiba aku pingsan.
Saat terbangun, aku sudah terbaring dikasur dan dikelilingi oleh keluarga Corvine dan disamping ada seorang wanita. Aku bangun dan melihat wajah wanita itu.
“ Dia…“ aku kaget dan shock melihat dia.
“ Ada apa, Stevani ? “ tanya seorang pria dan langsung memeluk wanita yang ada disebelahku.
“ Itu Brian, Brian Corvine. Dia adalah…”
“ Dia kakakmu, dan apakah wanita itu… Stevana Friska Iana ? Kekasih Brian Corvine ? “ semua orang yang ada dikamar itu membeku, tidak ada yang bergerak.
“ Kamu tau dari mana semua itu ? Sedangkan aku belum menjelaskan atau menceritakan tentang keluargaku ke kamu sayang.” hanya George yang bicara.
“ Aku membaca buku tentang ‘Stevana Friska Iana, gadis tomboy yang baik dan care sama temannya’. Dari situ aku tau semuanya dan setelah membaca buku itu, aku bermimpi aneh. Tiba-tiba dalam mimpiku ada seorang gadis, dia mirip denganku dan saat itu juga aku bertanya dalam hatiku ‘ Apa dia Stevana ? Tapi mengapa mirip sekali denganku ?’ dan kini aku tau dari semuanya. “ aku menceritakan apa yang aku alami.
“Mimpimu itu menunjukkan kenyataan dan kebenaran “ sela Jason.
“ Stevana Friska Iana sudah bertemu dengan saudari kembarnya, Stevani Friska Iana. “ suara yang menunjukkan bahagia, dan itu suara Orchid. Entah mengapa aku sudah mengetahui semua nama-nama yang ada dikeluarga Corvine dan tanpa aku duga, kakak- kakak datang.
“ Kak Joe ? Kak Charlie ? Kak Chris ? Kak Ray ? Ngapain kalian ke sini ?” tanyaku heran.
“ Apa sebenarnya yang terjadi disini ? “
“ Stevani sayang, tenang. Aku akan menceritakan semuanya. Dengarkan aku dan kamu harus percaya dan aku harap kamu segera mengerti semua ini.” George menenangkanku.
“ Baik, jelaskan semuanya dan aku janji akan percaya dan segera mengerti semua ini.“ balasku.
“ Stevana adalah kakak kembarmu, dia terpisah darimu dan orang tuamu. Saat itu Stevana sama dengan kamu, manusia biasa. Tapi, ketika James Darkens, kakak asuh Stevana, sedang berburu dia melihat Stevana menangis dan James membawanya pulang, tapi saat perjalanan pulang ke rumah, James sangat dahaga dan dia tidak tahan dengan aroma darah Stevana. Akhirnya dia menghisap darah Stevana dan Stevana menjadi vampir, Stevana bersekolah disekolah kita tapi dia terserang penyakit yang bahaya dan harus dirawat. Kini keadaannya udah baikkan dan kakak-kakakmu hadir ke sini karena saat kamu berubah menjadi vampir mereka juga berubah jadi vampir dan mereka tau apa yang terjadi hari ini padamu, maka dari itu mereka segera ke sini. Hari ini adalah hari kebahagiaan terwujud. “ George menjelaskan.
” Lalu bagaimana bisa aku dan kakak-kakakku berubah menjadi vampir hanya karena naik tangga ? Itu sangat nggak mungkin sekali, kalo orang mendengar hal ini, pasti nggak ada yang percaya. Karena semua itu nggak masuk akal sekali.” tukasku tidak sependapat.
“ Nah, pertanyaan itu yang membuatku gemes. “ suara pelan Malvono dari balik Brian. “ Karena Stevana memiliki kekuatan yang begitu kuat, hebat, dan menakjubkan dari James, maka saat kamu menaiki tangga dan tujuanmu menemui Stevana itulah yang membuat berubah diri. Karena Stevana sudah mengirimkan kekuatannya kepadamu untuk mengubah mu menjadi sekarang, seorang vampir. Karena hati Stevana yakin, kamu akan bahagia dengan menjadi vampir, dan hidup kalian bersama selamanya dengan keadaan ini.” jelas Brian.
“ Stevani ? Ini kakakmu. Aku rindu padamu, adikku. Kemariah dan peluk kakakmu ini. Kakak tidak akan melukaimu karena kita sama jenis, tidak bisa melukai siapapun. “ suara Stevana sangat lembut dan meminta.
“ Kak, Stevana. Aku rindu padamu. Belasan tahun kita nggak bertemu dan baru pertama kalinya aku bertemu dan melihat langsung wajah kakakku ini. Jangan pergi lagi kak. ” aku memeluk erat kak Stevana, sangat hangat.
“ George, lakukan sekarang. “ gumam Brian.
“ Baik.”
“ Maaf menyela di moment bahagia ini, Stevani sayang. Aku punya satu kejutan lagi buat kamu, aku ingin mengatakan kalau kita sudah lama bersama-sama dan kita sebentar lagi ada kelulusan, aku pikir kita tidak perlu itu, karena kita vampir. Apa gunanya kelulusan untuk kita ? Maka dari itu, aku menyatakan hari ini aku ingin kamu menjadi pelita hidupku selamanya. Menikahlah denganku dan mulai dari situ kita akan hidup bahagia bersama selamanya. “ George berlutut dan mengluarkan cincin berlian yang cantik.
“ Oh, ini sangat romantis George sayang. Aku…. Aku mau menerimanya. “ George memakaikan cincin itu ke jari manisku dan semuanya tampak senang melihat aku memakai cincin dan memang benar, hari ini adalah hari kebahagiaan yang sangat bahagia. Ini awal terwujudnya sebuah kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar