Hai namaku Viola Angle Steward, panggil aja Viola. Aku punya orang tua lengkap dan kakak cowok satu, namanya Jasper Steward. Aku tinggal sama kakakku di Bandung, sedangkan mama dan papa tinggal di Bogor. Kita terpisah karena aku dan kakak ingin hidup mandiri. Sedikit aja perkenalan tentang diriku, ini lah kisah hidupku…
Setiap sekolah aku di antar kakakku, karena kakakku bengong dirumah jadi aku beri dia pekerjaan, nganter and jemput aku sekolah. Kakakku udah kerja, tapi kerjanya enak banget, jadi direktur utama di perusahaan keluargaku, Steward Revolution. Perusahaan itu udah jadi milik kak Jasper sepenuhnya, karena papa udah memberi kepercayaan ke kak Jas untuk mengurus perusahaan itu.
Aku punya sahabat, dia adalah Shanty Olive Clover, panggil aja Shanty. Shanty juga punya kakak cowok seperti aku, namanya Sammy Clover. Kak Sammy juga sering mengantarkan Shanty ke sekolah.
Kalo aku dan Shanty sudah bertemu disekolah, anak – anak cowok pada ngeliatin kita berdua. Aku nggak tau apa yang mereka lihat, menurutku penampilan kami biasa aja, gak ada yang salah dengan cara kami berpakaian and tetep rapi. Aku dan Shanty duduk berdekatan dan kami nggak bisa dipisahkan, karena kami sahabat sejati.
Hari ini pelajarannya Bu Eva, guru yang paling bikin boring sekelas. Guru ini baru masuk kelas udah cerita tentang keluarganya yang gak penting banget, Shanty selalu asyik dengan sendirinya (menggambar) kalau Bu Eva cerita, tapi aku tetep menghargai Bu Eva, meskipun aku boring tapi aku tetep mendengerkan ceritanya. ‘Kringggggg’ jam istirahat tiba, senangnya Shanty bebas dari cerita Bu Eva.
Aku dan dia selalu ke kantin, kalo kantin rame paling kita ke taman belakang sekolah. Taman itu bagus, sejuk and indah banget, nggak salah kalo kita selalu kesitu kalo kantin rame. Biasanya ditaman kita cerita – cerita tentang kelakuan gila kakak – kakak kita atau nggak gitu tentang pelajaran. Saat aku ngobrol sama Shanty, aku ngeliat cowok duduk sendiri dibangku taman, yang tempatnya nggak jauh dari aku dan Shanty duduk. Aku mau menghampiri dia, tapi aku nggak enak sama Shanty, jadi aku biarkan saja dia duduk sendiri. 5 menit kemudian Shanty meninggalkan aku sendirian.
“Viola, aku mau ke kantin ya! Kayaknya udah sepi deh, sekalian aku beliin jajan buat kamu deh. Kamu disini aja, 10 menit kok.“
“Ya deh, tapi jangan lama – lama.”
“Oke, deh.“ kata Shanty sambil mengejamkan satu matanya
Beberapa menit setelah Shanty berlalu, cowok itu mendekati aku.
“Hai, boleh aku menemanimu? Cantik. “
“Oh, silahkan.“
“Boleh kenalan ?“ sambil mengulurkan tangannya
“Viola Angle Steward.“ aku menyambut uluran tangannya
“Nama yang cantik, seperti orangnya.“ puji dia
“Jangan terlalu memuji. Terima kasih.“ aku sedikit menyunggingkan senyum
“Aku, Ethan Collis, panggil aja Ethan. Jadi, aku panggil kamu apa ?“
“Viola.“
“Baik, Viola. Upps! Sorry, aku terlalu lama menjabat tanganmu.“
“No problem.“ sambil melepaskan tangannya
Saat aku berkenalan dengan Ethan, Shanty datang dan…
“Hey, aku hanya meninggalmu 10 menit, tapi kau…” dia salah paham dengan apa yang dia lihat
“Jangan salah paham, aku baru saja kenal sama dia. Kita hanya ngobrol biasa, nggak lebih.“ Aku menjelaskan pada Shanty
“Dia benar, kita hanya perkenalan saja.“ sambung Ethan
“Oke, aku percaya. Aku Shanty Olive Clover, panggil aja Shanty.“ mengulurkan tangan ke Ethan
“Aku Ethan Collis.” Menyambut uluran tangan Shanty “Nama kalian berdua cocok dengan kalian, namanya cantik dan anaknya juga cantik.“dan lagi – lagi memuji.
“Ahhh, biasa aja lah. Terima kasih.” jawab kami bersama
‘Kringgggg’ jam istirahat usai, waktunya masuk kelas.
“Ethan, aku masuk dulu ya.“ ujarku sambil berdiri dari bangku taman
“Aku juga.“ sambung Shanty
“Oke, gimana kalau ku antar? “
“Boleh, kita kelas XII A, kamu? “ Shanty genit
“Nggak usah, kita ke kelas sendiri aja, takut ngerepotin kamu.“ tolak ku
“Aku kelas XII C, kelas kita searah, bareng aja lah. Nggak apa kok, aku nggak ngerasa direpotin, malah aku seneng bisa bareng kalian ke kelas.“ Ethan memaksa
“Ya udah, terserah.“ aku pasrah
Akhirnya kita bertiga bareng – bareng ke kelas.
Sampe dikelas Mrs. Lina bilang kalo Mrs. Shea nggak masuk jadi anak – anak nganggur and nggak ada tugas pula dari Mrs. Shea. Untung aja pelajaran Mrs. Shea sebentar, jadi nggak lama bel pulang sekolah bunyi, kami langsung pulang.
Seperti biasa, aku nunggu kakakku jemput didepan pagar sekolah. Saat aku buka hape, ada SMS dari kakakku.
Untuk adikku Viola Angle Steward yang paling cantik dan tersayang… Sorry kakak nggak bisa jemput, ada rapat dadakan dikantor, jadi kamu bareng sama Shanty kalo dia udah pulang kamu bareng sama sapa ajah yang arah rumahnya searah kerumah kita. Sorry, Viola sayang.
“Oke deh.”
“Iya. Aku juga yakin begitu dan aku juga sudah melupakan kenangan bersama dia.”
Kami berdansa dengan dikelilingi bunga – bunga yang cantik dan harum banget, sekitar kita juga banyak lampu yang menyinari kita berdua dengan warna – warni.
Akhirnya aku pulang dengan kak Rizal dan Ethan, aku tinggal sendirian ditaman.
“Uhhh… , dasar kak Jas nyebelin. Kenapa SMS nya dadakan. Terus sekarang aku pulang sama sapa ?“ gumamku pelan
“Ehem… Kamu boleh bareng aku.“
“Terima……“ kataku terputus sambil nengok kebelakang
“Ayo, naik.“
“Kamu ? Belum pulang rupanya. Makasih atas tumpangannya, aku bisa naik kendaraan yang lain.“
“Sudahlah, naik aja. “ Ethan terus ngajak aku pulang dengan dia “Kalo nggak mau naik, aku akan nunggu kamu disini sampe kamu dapet kendaraan umum.“ ancamnya
‘Aduh, pake acara ngancem pula‘ batinku… “Okelah aku naik. Tapi langsung antar pulang ya, kita kan baru kenal.“
“Oke.“ sambil membukakan pintu mobilnya yang mewah
Saat di mobil kita ngobrol – ngobrol, ya itung biar nggak sunyi dimobil. Nggak terasa udah sampe rumahku.
“Udah sampe…” katanya
“Kamu kok tau rumahku ? Kan aku belum kasih tau ke kamu alamatku.” Aku bingung
“Aku sering liat kamu, jadi aku tau rumahmu.”
“Oh gitu…“
“Rumah ada di blok sebelah.”
“Makasih atas tumpangannya.” keluar dari mobilnya
“Sama – sama” menyunggingkan senyum padaku
Sampe dirumah aku linglung. Udah nggak ada orang, rumah sebesar ini cuma ada aku, Shanty nggak bisa kesini pula. Aku harus ngapain coba ? Aku putusin hanya duduk diam liat tivi dan hapeku berdering ‘krringggg’, ternyata dari Ethan.
“Selamat sore, bisa bicara dengan Viola Angle Steward ?“
“Oh… tidak ada. Viola sedang pergi“ goda ku
“Oh, ya sudah. Lalu saya bicara dengan siapa ?“
“V-I-O-L-A“
“Hahahaha, bisa aja bercandanya.“
“Iya donk, Viola gitu, hehehe. Ada apa menelfonku ?“
“Aku mau ngajak kamu nonton nih, mau nggak ?“
“Emmm… boleh aja kok.“
“Jam tujuh aku jemput.“
“Oke deh.“
“Tunggu, kamu tau dari mana nomor hapeku ?”
“Aku tadi minta Shanty dan mintanya diem – diem.”
“Dasar. Ya udah, aku siap – sipa.”
“Oke…” menutup telfonnya
‘Sekarang jam 17.00, dia jemput aku 2 jam lagi. Aku harus siap – siap‘ batinku. Setelah dia menelfon, aku langsung bergegas mandi dan memilih baju yang pas buat nonton.
Saat milih baju, semua baju yang ada dilemariku aku keluarkan semua dan tiba – tiba ‘Hei, kenapa aku ini? Repot amat milih satu baju buat nonton. Sampe – sampe semua baju keluar dari lemari. Ada apa dengan diriku? Kayaknya aku seneng banget di ajak nonton sama Ethan’ batinku. Setelah semua bajuku keluar berantakan aku nemukan baju yang menurutku cocok buat nonton dengan dia dan aku langsung mandi. Selesai mandi aku dandan secantik dan serapi mungkin, dan SELESAI berdandan. Tinggal nunggu dia datang.
‘Ting Tong’ bel rumahku bunyi, pasti itu Ethan. Aku segera membuka pintu.
“Hei, Ethan.“ sapaku dengan ceria
“Sudah siap ?“
“Sudah donk.“
“Let’s go!“ sambil menggandeng tanganku lalu membuka pintu mobilnya.
“Thanks“
“Oke.“ sambil menutup pintu mobil, lalu dia masuk kemobil.
Aku nggak tau dia ngajak aku nonton dimana, ya udahlah itu keputusannya aku kan hanya penumpang and aku hanya diajak, jadi diem aja.
Aku hanya duduk berdua didepan dengan dia, satu mobil, saling diam terpaku, suasana dalam mobil sangat sunyi dan hening. Dalam suasana hening itu aku hanya melihat wajahnya, dan baru aku sadari kalau dia benar – benar ganteng banget ‘aku pengen selalu disampingnya, biar aku bisa melihat wajahnya selalu’ kata itu muncul gitu aja. ‘Hei, apa yang kau katakan? Nggak mungkin kamu jatuh cinta sama dia’ batinku. Satu sisi aku bertanya “APA AKU JATUH CINTA” dan satu sisi menjawab “NGGAK MUNGKIN JATUH CINTA”. Selama hidupku, aku belum pernah jatuh cinta. Jadi aku nggak tau rasanya jatuh cinta. Kalau misalnya aku benar – benar jatuh cinta, berarti ETHAN yang membuatku jatuh cinta pertama kali dalam hidupku.
“Hei, Viola. Kenapa kamu ngeliatin aku kayak gitu ? Ada yang salah dengan sikap berpakaianku ? atau…” katanya terputus dan mengagetkanku.
Dia mengawali pembicaraan kami.
“Oh, sorry kalo kamu nggak nyaman. Nggak ada yang salah kok dengan pakaianmu, seperti hal layak biasanya.”
“Nggak apa tenang aja, bukannya nggak nyaman. Tapi aneh aja, kenapa kamu ngeliatin aku terus dari tadi.“
“Nggak ada apa – apa kok.”
“Ya sudah. Eh, aku mau tanya.“
“Tanya apa? “
“Apa kamu udah punya cowok ?“
“Kenapa kamu tanya gitu ?“
“Nggak apa, tanya aja. Kalo nggak mau jawab, nggak masalah.”
“Aku belum punya cowok dan aku juga belum pernah pacaran. Kenapa emang?”
Dia tiba – tiba ngerem, kepalaku terbentur kaca. Untung nggak sampe berdarah, cuma sedikit benjol aja.
“Aduh………” teriakku sambil memegang keningku
“Uppss! Sorry, sorry banget Viola. Aku nggak sengaja.”
“Ada apa emang kamu ngerem dadakan? Setelah aku bilang tadi.” diam sejenak, “ Apa ada yang salah ?”
“Sorry banget. Aku kaget banget kamu bilang gitu.”
“Kaget ?”
“Secara gitu, cewek secantik kamu masak belum pacaran ?”
“Aku serius, aku nggak bercanda. Jangan liat seseorang dari fisik dan jangan samakan aku denan cewek cantik yang bolak – balik ganti pacar.” kataku dengan kesal
“Bukan maksudku gitu, ya aku kaget aja gitu. Sekali lagi maaf ya? Udah bikin keningmu benjol dan bikin kamu tersinggung.”
“Iya deh, nggak apa. Kita kan juga baru kenal, belum saling mengetahui sikap satu sama lain. Aku maklum kok.”
“Gimana keningmu ?” Ethan mendekat, semakin dekat dan memegang keningku.
‘Ya tuhan, Ethan ganteng banget kalo dilihat dari sangat dekat gini. Nafasnya, aroma tubuhnya, matanya, kulitnya… Oh my god! Kau telah ciptakan makhluk yang sangat sempurna. Apakah dia milikku ?’ Aku hanya bengong, membatin, dan mengagumi wajah Ethan yang begitu tampan.
“Viola ? Are you ok ?”
“Oh, yes… Aku baik – baik aja.”
“Kamu ada apa sih ? Dari tadi bengong aja.”
“Nggak apa. Bisakah tangan mu menjauhi keningku, tubuh mu mundur dan kembali menyetir, lanjutkan perjalanan kita.”
“Sorry, aku khawatir denganmu.” Ethan menyetir lagi dan melihat jam tangannya “Astaga, kita terlambat… Filmnya pasti sudah mulai dan kita kehabisan tiket.”
“Aduh… Ya sudahlah biarlah. Mau di apakan lagi ?”
“Maaf ya?”
“Nggak apa. Kita pulang aja kalo gitu.”
“Nggak. Kita tetep jalan, nggak boleh pulang. Gimana kalo kita ke taman aja?”
“Taman? Mana?”
“Ikut aja lah. Aku jamin, kamu pasti suka sama taman ini.”
“Ya udah, terserah.”
Karena kita telat nonton, akhirnya kita jalan – jalan ke taman.
Sesampai ditaman… “Waw, rame banget.” Ujarku dengan ceria
“Taman ini selalu ramai kalo dimalam hari. Karena taman ini selalu dipakai untuk anak – anak muda seperti kita refreshing, tempatnya bersih, udaranya sejuk dan jajanannya juga macem – macem.”
“Apa kamu pernah kesini ?”
“Dulu sering, tapi semenjak dia pergi… Aku udah nggak pernah kesini lagi.” Tiba – tiba wajah Ethan sedih
“Ada apa Ethan ? Apa aku salah bertanya ? Lalu, siapakah yang kamu maksud “DIA”?”
“Aku nggak apa. Dia… Dia… Dia bukan siapa – siapa.” Katanya terbata – bata
“Kalo misalnya tempat ini membuatmu sedih, lebih baik jangan kemari. Aku nggak mau jalan sama kamu kalo kamu sedih. Oke ?”
“Oke. Tapi…… Tapi, aku bener – bener……”
“Ssssttttt…… sudah, sekarang kita pulang aja.” Aku mengatup mulutnya dengan jari telunjukku dan menariknya pulang.
”Baiklah kalau kau memaksa.”
Akhirnya kita pulang… dan nyatanya ialah aku dan dia nggak jadi jalan, nggak jadi nonton. Tapi aku bahagia meskipun nggak jadi jalan dan nonton, karena aku hampir seharian bareng sama dia.
Sampe dirumah……
“Viola, kemana aja kamu? HP nggak dibawa, pergi nggak ngasih ijin. Kakak khawatir sama kamu.” Kak Jasper nunggu aku didepan rumah. Aku lupa nggak bawa hape dan lupa kasih kabar kalo aku bakal keluar sama Ethan.
“Maaf kak, aku habis keluar sama……”
“Saya Ethan, kak. Ethan Collis.” Ethan mengulurkan tangannya ke kak Jasper.
“Ethan, nama yang keren, seperti orangnya. Aku Jasper Steward, Jasper. Kakaknya si Viola.” menyambut uluran tangan Ethan.
“Sorry, kak Jasper aku tadi mengajak Viola jalan – jalan tanpa izin kakak. Karena aku kira dia sendirian dirumah dan kita juga baru kenal tadi pagi disekolah.”
“Oke, tak apa. Selama dia pulang dengan selamat, aku izinkan kamu jalan dengan dia.”
“Makasih kak. Udah malem, aku pulang dulu. Selamat malam Viola.”
“Selamat malam juga Ethan.”
“Okey, hati – hati dijalan Ethan.” seru kak Jasper. “Udah malem, ayo masuk and langsung tidur.” Kak Jasper menyeretku masuk
“I know, kak.”
Aku masuk ke kamar, ganti baju dan lekas tidur. Maunya sih mandi, tapi sama kak Jasper nggak boleh, ya udah aku langsung tidur aja.
Paginya aku dijemput Ethan, aku nggak tau kalo dia menjemputku. Tapi kurasa semua ini ulah kak Jas, nggak mungkin Ethan jemput aku tanpa bilang ke aku. Pasti semua ini rencana dan daya trik kak Jas biar aku deket sama Ethan ‘huuh, kak Jas nyebelin’ kataku pelan.
“Viola, kamu di anter Ethan ya. Kakak nggak bisa nganter, karena kantor sedang memerlukan kakak.” Kata kak Jas padaku. “Ethan, aku titip Viola adik cewekku ya! Jaga dia baik – baik.” Katanya pada Ethan
“Baik, kak. Aku siap menjaganya kapanpun, bahkan 24 jam sekalipun.”
“Dasar cowok, mau nya sendiri.” Gumamku pelan.
“Ayo, Viola! Kita berangkat nanti kita telat.”
“Oke deh… Mr. Ethan Collis.”
Satu mobil lagi dengan Ethan. Tapi kali ini perasaanku biasa aja, malahan aku nggak liat wajahnya sedetik pun dalam mobil. Nggak kayak semalam, setiap detik aku liat wajahnya terus, aku pun nggak tau kenapa.
20 menit berdua dengan Ethan dalam mobilnya dan hanya diam aja, berlalu. Aku langsung keluar dari mobilnya dan lari ke kelas, takutnya nanti ada yang ngeliat aku sama dia berangkat bareng.
Sesampainya dikelas……
“Viola, aku tadi liat kak Jas dirumah. Apa kamu nggak dianter sama kak Jas?”
“Ssssstttttt, pelan – pelan kalo bicara. Ini rahasia ya.”
“Rahasia?” Shanty bingung.
“Aku emang bener nggak dianter kak Jas.”
“Terus ?”
“Aku dianter sama Ethan. Anak cowok yang kemarin kenalan sama kita ditaman.”
“What?” Shanty teriak dengan kencang hingga anak sekelas melihat percakapanku dengannya
“Aku udah bilang jangan keras – keras and jangan sampe teriak. Pelan aja, itu rahasia.”
“Apa aku nggak salah denger? Ethan? Ethan Collis? Berangkat bareng sama kamu? Oh my god!”
“Kenapa emang?”
“Kalian baru kenalan kemarin, masak udah berangkat bareng. Itu bukan kamu banget deh. Mau diajak cowok berangkat bareng ke sekolah, apalagi cowoknya baru kenal kemarin.”
“Iya ya, kamu bener. Ini bukan aku banget, padahal aku nggak pernah mau diajak bareng sama cowok yang baru kenal. Tapi cuma Ethan, satu – satunya cowok yang baru kenal sama aku, aku mau bareng sama dia.”
“Jangan – jangan kamu jatuh cinta sama dia.”
“Nggak lah.”
“Tapi, kenapa emang ini rahasia ?”
“Ethan itu kan ganteng dan pastinya banyak yang suka, terutama cewek – cewek disekolah ini. Kalo mereka ada yang tau aku bareng sama Ethan hari ini, aku mampus digebukin sama mereka. Pasti mereka – mereka nyerbu aku, kiranya aku ngerebut Ethan dari mereka. Padahal kan aku sama Ethan cuma teman.”
“Bener juga kamu.”
Saat kami ngobrol terdengar suara sepatu Mr. Frank guru bahasa inggris yang paling menyebalkan, menuju kelasku, XI A.
“Nanti kita lanjutin ceritanya, aku udah denger sepatu Mr. Frank menuju kesini.” Ujarku memutuskan cerita kami
“Oke deh. Aku juga udah bisa denger suara sepatunya.”
“Good Morning” sapa Mr. Frank
“Good Morning, sir.” Balas anak – anak
“Hari ini kalian saya bebaskan dari pelajaran saya, terserah kalian mau ngapain. Asal jangan membuat onar.” sambil meninggalkan kelas
“Hore!!!!” teriak anak – anak serempak “Oke, sir”
“Sir, kenapa anda lakukan itu? Tidak seperti biasanya.” tanya Shanty
“Saya ada urusan sangat penting, jadi kalian saya bebaskan untuk pelajaran bahasa inggris.”
“Oke, sir.” Sambungku dari belakang Shanty
Beberapa menit setelah Mr. Frank meninggalkan kelas…
“Ternyata nggak enak juga kalo nggak ada pelajaran bahasa inggris. Boring bengong and bingung mau ngapain.”
“Iya bener juga katamu, La” Shanty mengatakan setuju “Ke kelas Ethan, yuk!”
“Hah? Ngapain? Nggak mau.”
“Ya udah, aku sendirian aja kesana.”
“Terserah, aku mau disini aja. Belajar materi selanjutnya.”
“Oke. Istirahat aku tunggu kamu ditaman.” Shanty berlalu dan pergi ke kelas Ethan.
‘Kringggggg’ jam istirahat……… Aku udah janjian sama Shanty ditaman. Setelah dari kantin, aku langsung ke taman. Disana belum ada Shanty, jadi aku tunggu saja dia.
“Hai, sorry lama menunggu.” Shanty datang setelah 10 menit aku menunggu
“10 menit aku nunggu kamu. Lupa kita janjian disini ? Kemana aja sih ?” jawabku kesal
“Sorry lah. Aku tadi ada urusan sama si Ethan.”
“Bisa nggak, sehari nggak sebut namanya.” Aku udah kesel banget
“Oke. Aku minta maaf banget soal Ethan.”
“Oke nggak apa.”
“Nanti pulang sama aku, yuk!”
“Oke. Ajakanmu tepat sekali dengan kondisi saat ini.”
“Berarti aku penyelamatmu donk ?”
“Bisa dibilang gitu.” Aku menyunggingkan senyum padanya. “Tadi katamu ada urusan sama Ethan, urusan apa emang ?”
“Emmm…… Urusan…… biasa kok.” Ngomongnya terbata - bata
“Jangan bohong.”
“Bener aku nggak bohong.”
“Okelah aku percaya.”
“Kekelas yuk! Bosen disini”
“Ayo!.”
Meskipun tadi pagi aku bareng sama si Ethan, tapi pulangnya aku bareng sama Shanty, karena Shanty ngajak aku bareng. Shanty memang penyelamatku.
Sampe dirumah, rumahku kosong lagi. ‘Kemana kak Jas ?’ batinku. Aku langsung ke kamar dan ada surat kecil diatas meja belajarku. Surat itu dari kak Jas yang isi nya :
Dear : Viola Angle Steward, adik cewekku yang paling cantik
Viola, lewat surat ini kakak sampaikan kalau kakak akan berada di Inggris selama setahun. Disana kakak akan mengurus salah satu perusahaan kita. Maaf kalau kakak memberi kabarnya dadakan. Kamu nggak akan sendiri, kamu akan ditemani sama temen kakak, Rizal. Tolong ikutin perintahnya, karena itu juga perintah dari kakak.
Salam, Jasper Steward, kakak mu.
“Huuh, kak Jas selalu gitu. Kalo ngasih kabar selalu telat.” Gumamku sendiri dikamar. “Satu tahun di Inggris ? Aku disini tinggal sama anak yang nggak aku kenal… Uhhh.”
‘Ting Tong………’ suara bel rumahku.
“Itu pasti si kak Rizal. Cepet banget udah kesini.” Gumamku lagi
Aku langsung lari kebawah dan membuka pintu.
“Halo……”
“Viola.”
“Halo, Viola. Apa kabarnya ?” dengan nada yang girang banget
‘Ihhh, nih kakak SKSD banget sih. Ketemu aja nggak pernah, sok tanya kabar.’ Batinku. “Aku…… Sangat baik. Silahkan masuk kak.” Mempersilahkannya masuk, meskipun aku kesal sama dia.
“Terimakasih.”
“Kamar kakak ada diatas. Naik tangga belok kanan. Kalo ada apa – apa, ke kamarku aja. Depan kamar kakak itu kamarku.”
“Oke, cantik.”
“Jangan panggil aku dengan sebutan itu, panggil aja Viola.”
“Iya deh. Aku panggil kamu Viola.”
6 bulan aku tinggal sama kak Rizal dan yang kita lakukan seperti biasanya. Pagi – pagi kak Rizal nganter aku kesekolah. Siangnya dia jemput aku. Malemnya nemenin aku belajar terus tidur dikamar masing – masing.
6 bulan juga aku kenal dengan Ethan dan yang kita lakukan seperti biasa. Istirahat bersama, bercanda bersama ditaman dan jalan bareng. Aku juga nggak dengan Ethan aja, ada Shanty juga yang setia nemenin aku. Hingga suatu hari ditaman sekolah ……
“Hai, Viola.” Ethan datang tiba – tiba dan menyenggolku yang duduk dibangku taman
“Hai juga. Bisa nggak pelan – pelan ? Nggak usah nyenggol gitu.”
“Upps! Sorry, aku iseng kok. Tumben duduk sendiri, Shanty kemana ?”
“Dia nggak masuk karena dia ke Sumatra, kerumah kakeknya. Kakeknya sakit jadi dia dan keluarganya kesana semua. Ada apa kemari ?”
“Ya ampun, aku turut perihatin.”
“Ya nanti aku sampaikan. Kamu belum jawab pertanyaanku tadi.”
“Yang mana, ya ?”
“Jangan pura – pura nggak tau deh.”
“Oke aku jawab… Aku mau tanya, kalo kamu punya cowok, kamu maunya diajak ketempat mana yang paling romantis ?“
“Kalo aku punya cowok, aku mau diajak ke taman yang sering kita pake buat jalan – jalan.”
“Kenapa kamu milih taman itu ?”
“Karena, aku suka taman itu. Tempatnya indah dan romantis bagiku.”
“Kamu mau nggak nanti dinner sama aku ditaman itu ?”
“Dinner ? Tempatnya kan umum, apa bisa dibuat dinner ?”
“Jawabannya hanya YA atau TIDAK.”
“Oke, aku pilih. Ya. Ya aku mau dinner sama kamu.”
“Oke, aku tunggu kamu didepan rumah. Jangan lupa dandan yang sangat cantik.”
“Ah, bisa aja kamu itu.”
“Satu lagi, nanti kamu harus pulang bareng aku.”
“Aku dijemput sama kak Rizal.”
“Nggak bisa. Harus sama aku. Titik and no comment.”
“Tapi………”
“Aku tunggu nanti didepan gerbang sekolah.” Lalu pergi ninggalin aku ditaman sendiri
“Aduh, gimana ini ? Kak Rizal kan belum kenal sama Ethan, kalo aku bilang pulang sama temen, pasti nggak boleh. Gimana ini ?” gumamku dengan bingung “Ethan juga gitu, maksa banget sih jadi anak. Masak harus pulang sama dia, padahal udah tau aku pulang sama kak Rizal.“
Sambil pusing tujuh keliling, aku jalan pelan – pelan menuju kelas. Karena jam istirahat udah habis.
‘Kringggg…………’ jam pulang udah berbunyi. Aku harus cari cara biar nggak dijemput sama kak Rizal dan aku bisa dibareng sama Ethan. Sambil mikir cari cara, gue jalan pelan – pelan menuju gerbang sekolah. Ternyata Ethan sudah nunggu gue dan ‘Aduh…… Mampus aku’ ternyata dijarak beberepa meter dari mobil Ethan, ada mobil kak Rizal dan itu artinya : Aku dijemput kak Rizal, gawat!!! Aku harus bilang apa sama Ethan ? Terus alasan apa yang harus aku pake buat bilang ke kak Rizal kalo aku nggak bisa pulang bareng dia.
“Hei, Viola. Ayo masuk.”
“Bentar, Ethan. Aku ada urusan bentar, bentar ya! Aku nanti kesini lagi kok.”
“Viola………” teriak Ethan
Aku langsung lari meninggalkan Ethan sendiri dimobil dan menuju ke kak Rizal.
“Hey, kemana aja kamu. Aku udah lama nunggu disini, baru nongol kamu. Cepat masuk!”
“Sorry, kak. Aku nggak bisa bareng kakak. Aku mau bareng Ethan. Bye…………” aku lari lagi menuju mobil Ethan dan pulang bareng dia.
“Hei, Viola……” teriak kak Rizal, tapi aku cuek aja.
Aku langsung masuk kemobil Ethan.
“Sorry agak lama.” Aku menghela nafas panjang
“Keringatnya banyak amat, habis lari ? Ini ada saputangan, usap itu keringat.” Sambil mengulurkan saputangannya padaku
“Thanks. Udah cepet jalan, keburu nanti kak Rizal tau dan ngejar kita. Aku certain dijalan, aku mau ngatur nafas dulu.”
“Oke, deh cantik.” Kata – kata yang bikin aku males deket Ethan. Dia selalu bilang aku “CANTIK”, padahal menurutku aku biasa aja dan aku juga muak sama kata itu. Setiap ketemu anak atau kenalan sama anak, dipanggil “CANTIK” kayak nggak ada kata lain ajah. Huuuh.
Beberapa menit udah jauh dari sekolah dan jauh dari kak Rizal, aku menceritakan sama Ethan kenapa keringatku banyak banget tadi.
“Nafasku udah normal. Aku tadi lari, karena aku habis bilang sama kak Rizal kalo aku nggak bisa pulang sama dia.”
“Ohhh, gitu.” Jawabnya dengan santai banget
“Kita mau kemana ?” membahas topik lain
“Udah sampe. Ayo, turun!”
“Taman ini lagi ? Bukannya kita nanti malem dinner kesini ?”
“Itu untuk dinner, sekarang masih siang. Jadi, kita jalan – jalan aja. Sambil… Aku mau cerita tentang “DIA” yang aku ceritakan waktu kita awal bertemu. Masih ingat ?”
“Oke. Masih ingat kok.” Jawabku tenang
Kami turun dari mobil dan jalan pelan – pelan sambil mencari duduk ditaman untuk kita ngobrol. Sebenarnya nggak begitu penting kursinya, ya… biar lebih nyaman aja ceritanya, makannya kita cari kursi ditaman.
“Disini aja.” Usulku saat nemuin bangku taman yang kosong
“Oke.”
“Gimana ceritanya ? Siapa sebenarnya “DIA” yang kamu maksud ?”
“”DIA” adalah gadis cantik yang aku cintai. Dia cinta dan cewek pertama dalam hidupku. Ditaman ini, aku menyatakan cinta padanya dan taman ini menjadi saksi atas cintaku dan dia selama 3 tahun. Aku dan dia punya harapan akan menikah setelah kita lulus sekolah dan Jepang adalah tempat untuk kita melangsungkan perkawinan. Namun, semua itu hanya impian. Suatu malam kita mengalami kecelakan dan kecelakaan itu terjadi setelah kita jalan – jalan ditaman ini. Kecelakaan terjadi begitu cepat sampai menghilangkan nyawanya. Kecelakaan terjadi itu sepenuhnya salahku, karena aku teledor menyetir. Saat itu jalan menuju ke rumah kami sepi dan aku gunakan untuk bercanda tawa dengan dia. Tiba – tiba ada mobil innova yang melaju dengan sangat cepat didepanku dan aku membanting setir untuk menghindar dari mobil itu. Tapi aku salah membanting setir, mobilku menabrak pohon besar hingga kepalaku terbentur ke setir dan kepalanya membentur kaca mobil. Kami pingsan dan saat terbangun aku sudah ada dirumah sakit dan saat itu pula, Ethar adikku member kabar kalau cewekku telah meninggal.”
“Aku turut berduka cita.”
“Iya, tapi itu hanya masa lalu. Aku sudah melupakannya meskipun belum 100%.”
“Lalu siapa nama cewek mu ?”
“Namanya cantik seperti rupanya. Evriana Hastari.”
“Panggilannya ?”
“Riana.”
“Kamu yang sabar, ya. Aku yakin kamu pasti akan nemukan pengganti, Riana dan dia pasti lebih baik dari Riana. Aku yakin.”
‘dan andai kamu, Viola. Kamu lah cewek yang ingin aku jadikan pengganti Riana.’ kata Ethan dalam hati.
“Udah sore, anterin aku pulang. Aku takut nanti kak Rizal marah banget ke aku dan bisa – bisa dia lapor ke kak Jasper.”
“Ayo.”
Setelah Ethan menceritakan tentang “DIA” atau Riana, aku ngajak dia pulang dan aku juga akan siap – siap untuk dinner malam nanti. Aku nggak sabar untuk dinner sama dia.
Sampe rumah, aku heran. ‘Kemana kak Rizal ?’ tumben nggak ada diruang tivi, biasanya dia liat tivi. Bodoh lah, berarti aku aman karena kak Rizal nggak ada disini jadi aku nggak di interogasi tentang kejadian disekolah tadi. Aku nggak berlama – lama diruang bawah, aku langsung ke kamar, mandi dan siap – siap untuk dinner sama Ethan.
‘Ting Tong’ bel rumahku bunyi. Aku langsung membuka pintu dan narik Ethan untuk segera masuk ke mobil.
“Ayo, cepat jalan.’ Aku sambil nengok ke belakang
“Baik, tapi kenapa terburu – buru ?”
“Sejak aku pulang, aku nggak liat kak Rizal dan aku juga nggak izin dia.”
“Kalo dia nyari ?”
“Biarin, dia kan bukan sapa – sapaku.”
“Oke, kita langsung pergi.”
Hanya beberapa menit perjalanan, kami udah tiba ditaman. Sampe ditaman ‘Waow……’ aku terkejut
“Tamannya… sangat cantik dan…”
“Langsung saja kita kesana.”
Sampai dimeja kecil yang diatasnya ada 2 piring yang sudah ada steak, dihiasi bunga melati dan mawar yang indah dan harum disekitar meja dan jus orange untuk aku dan Ethan dan hanya ada 2 kursi.
“Silahkan duduk.”
“Thanks.”
“Kamu suka ?”
“Suka banget… Ini diluar dugaanku.”
“Silahkan dimakan.”
Steaknya enak ditambah dengan suasana taman yang romantic menjadi lebih nikmat saat dimakan. Bagiku ini dinner pertamaku dengan cowok dan sangat romantis.
“Mari kita dansa.” Sambil mengulurkan tangan dengan anggun padaku
“Oke.”
Saat musik dansa berhenti, Ethan……
“Kamu sangat cantik dan mempesona. Matamu yang indah, wajahmu yang cantik, sikapmu yang baik, senyummu yang manis, membuatku selalu memikirkanmu, selalu membayangkanmu. Aku baru sadar kalo selama ini aku menutupi isi hatiku yang sejujurnya ke kamu. Aku… Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu.”
Mendengar kata itu, aku langsung menjauh dari dia.
“Aku akui, aku jatuh cinta sama kamu sejak awal kita bertemu dan aku rasa aku telah jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Maukah kau menjadi kekasihku ? dan menjadi pengganti Riana dalam hidupku ?”
“Apa ? Nggak mungkin Ethan.”
“Kenapa nggak mungkin ?”
“Selama ini aku hanya menganggapmu teman biasa, nggak lebih.” Diam sejenak. “Aku nggak bisa menerima cintamu. Maafkan aku Ethan.”
“Kenapa nggak bisa ? Apa kamu sudah menjadi milik kak Rizal ?”
“Bukan itu, tapi… Aku harus bilang sama kak Jas.”
Dia langsung memelukku dengan erat dan mencium keningku. Aku terbawa suasana saat itu, hingga aku nggak sadar dengan apa yang telah aku lakukan. Dengan enaknya Ethan memelukku dan mencium keningku. Suasana yang romantis menjadi hening dan tiba – tiba…
KRUMPIYANG ……… suara itu nyaring sekali, hingga Ethan melepaskan aku dari pelukannya. “Kak Rizal……” teriakku saat melihat dari mana suara itu.
Ternyata suara itu dari kak Rizal. Kak Rizal nggak sengaja menyenggol tutup sampah saat dia mengintip aku dan Ethan berpelukkan. Kak Rizal lari dengan cepat, tapi aku memanggilnya dengan nada menahan “Kak, berhenti!”. Akhirnya dia berhenti dan aku mendekatinya.
“Kak ?”
“Ngapain kamu kesini ?” bentak kak Rizal dengan posisi membelakangi aku
“Seharusnya aku bertanya sama kakak. Ngapain kakak kesini ?”
“Aku…… A……ku. Aku mengikutimu, Viola.”
“Apa ? Mengikutiku ? Apa aku nggak salah dengar. Kakak nggak pernah ngelakuin ini sama aku.”
“Iya, benar. Aku nggak pernah gini ke kamu. Ini pertama kalinya aku mengikutimu saat kamu jalan sama Ethan.”
“Tapi… Tapi kenapa kakak lakuin ini ?”
“Karena… Aku baru sadar, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, Viola.”
“Apa ?” aku tersentak. “Nggak mungkin, kak. Ini nggak boleh terjadi. Mana mungkin aku bisa aku… Aku disukai 2 cowok sekaligus dan diwaktu yang sama, kalian berdua bilang kalo kalian…”
“Sayang sama kamu.” Potong kak Rizal. “Sudahlah, jangan pikirkan hal itu. Lanjutkan dinnermu dengan Ethan. Aku jadi mengganggu dinner kalian.”
“Nggak kak. Aku mau pulang sama kakak sekarang.”
“Tapi… bagaimana dengan Ethan ?”
“Dia bukan sapa – sapa… Dia hanya temanku dan aku menolak cintanya.”
Sesampainya dirumah…
“Kak Jas ??”
“Hai, Viola adikku sayang.”
Kak Jas sudah pulang dari Inggris dan tidak ada 1 tahun kak Jas meninggalkan aku sendiri di Bandung. Hanya beberapa bulan saja.
“Katanya setahun di Inggris. Kok udah kembali ?”
“Karena kakak ingin merestui hubunganmu dengan Rizal.”
“Apa ? Jadi kakak sudah…”
“Selama Rizal jaga kamu, dia juga cerita ke kakak tentag perasaannya ke kamu dan menurut kakak itu fine – fine aja. Kakak yakin sebenarnya kamu juga sayang sama Rizal hanya saja kamu belum menyadari.” Sialan kak Rizal, ternyata dia udah cerita ke kak Jas.
Selama aku ngobrol sama kak Jas, dia hanya diam terpaku dengan wajah yang biasa aja disamping kak Jas.
“Lalu bagaimana hubunganmu dengan Ethan ?” sambung kak Jas lagi
“Aku hanya berteman dengan dia. Tadi…”
“Tadi saat dinner, Ethan mengungkapkan perasaannya sama Viola, tapi sama Viola menolak cinta Ethan. Karena ditolak, Ethan langsung memeluk dan mencium kening Viola.” Potong kak Rizal
“Tapi aku nggak punya niat untuk ngelakuin itu kak. Sumpah deh.”
“Kakak percaya sama kamu dan kakak juga tau kalau kamu nggak mungkin ngelakuin hal itu dengan cowok yang nggak kamu cinta sama sekali.” kata kak Jas dengan tenang “Lalu apa alasanmu menolak Ethan ?”
“Alasanku menolaknya, karena a…ku……” aku berhenti bicara
“Apa ? Lanjutkan, jangan diam.”
“Karena aku…… Sayang sama kak Rizal.” Aku langsung lari ke kamar, tapi kak Rizal mengejarku dan dia menahan tanganku saat ditangga
“Apa itu benar ?” tanya kak Rizal
“Lepaskan tangan kakak dari tanganku.” Sambil menarik tanganku dari cengkraman kak Rizal yang kuat
“Aku nggak akan ngelepasin sebelum kamu jawab dengan jujur.” mengancam
“Ok, aku jujur. Aku sayang sama kakak. Kalo perkataanku ditaman tadi, semua itu pura – pura karena aku nggak mau kalo Ethan tau, sebenarnya aku sayang sama kakak. Aku baru sadar saat pulang sekolah tadi, kakak nggak ada diruang tivi. Perasaanku galau dan sedih saat pulang aku nggak liat kakak dan saat dinner aku memikirkan kakak.”
Kak Rizal langsung memelekku dan kak Jas hanya tersenyum saat kami berpelukan.
“Well… Well… Kisahmu sangat bagus Viola. Cinta segitiga antara Ethan, Viola, Rizal dan akhirnya Viola memilih Rizal.” kata kak Jas sambil tersenyum dan aku melepas diri dari pelukan kak Jas. “Setelah Viola lulus, kalian langsung bertunangan dan beberapa bulan setelah itu, kalian menikah.” Jelas kak Jas.
“Really ?” tanya kak Rizal setengah nggak percaya
“Of, course. Ngapain aku bercanda ? Aku merestuimu Rizal, dengan adik semata wayangku, Viola.” Kak Jas hanya tersenyum dari tadi. “Apakah kamu setuju, Viola ?”
Aku mengangguk dan memeluk kak Rizal lagi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar