Halaman

Kamis, 01 Maret 2012

Complicated


  T

erkadang hidup ini penuh pilihan, terkadang hidup ini juga tidak ada pilihan. Tapi, yang aku rasakan kini adalah … Hidup ini sangat penuh dengan pilihan yang membuatku harus benar-benar memilih dan membuatku pusing tujuh keliling. Pilihan yang harus aku pilih, pilihan yang menurutku sangat complicated untuk dipilih. Oh, iya hampir lupa untuk memperkenalkan diri. Aku Navarra, aku asli Korea Selatan. Lahir disana dan dibesarkan disana sampai 14 tahun. Sekarang aku berumur 16 tahun. Aku tinggal di Indonesia sejak aku umur 15 tahun, jadi aku sudah satu tahun di Indonesia. Aku duduk di bangku SMA kelas 2. Aku sangat senang tinggal di Indonesia, hanya saja kesenangan itu kini hilang dari hidupku saat aku menginjak kelas 2 SMA ini.
      Entah apa yang membuatku berpikir seperti ini, tapi ini adalah fakta yang sebenarnya. Aku jatuh cinta sama ketua kelasku dan sekaligus pula ketua OSIS di SMA ku. Dia cowok yang baik, tajir, keren, dan jadi idola satu sekolah untuk kalangan cewek. Cowok ini juga sering hadir untuk kegiatan sekolah, dia ikut ektrakulikuler basket. Tingginya yang tinggi menjulang dan tubuh yang atletis, membuat para cewek-cewek disekolahku terpesona melihatnya. Apa lagi saat dia main basket. Nakamura. Dia cowok asli Indonesia, tapi entahlah. Dari segi wajah dia Indonesia, tapi namanya terdengar orang Jepang. Sudahlah, itu tidak penting.
      Nakamura, cowok asli Indonesia yang menjadi idola satu sekolah dikalangan cewek. Dan aku, Navarra, cewek asli Korea Selatan yang menjadi idola satu sekolah dikalangan cowok. Come on, guys! Kedengarannya aku terlalu PD, tapi aku berkata sesuai kenyataan dan sesuai fakta. Setiap aku sampai di sekolah dan berjalan di koridor utama, cowok-cowok yang ada disekitarku pasti akan berjalan mengikuti dari belakang sampai aku ada didepan pintu kelas, mereka baru pergi. Dan, karena aku berbeda kelas dengan Nakamura dan letak kelasnya ada disebelah tangga, jadi aku melewati kelasnya saat aku berjalan menuju kelasku. Aku selalu melihat Nakamura tersenyum kalau aku lewat didepannya dengan cowok-cowok yang ada didepanku. Aku menyukai Nakamura, tapi … Apakah Nakamura menyukaiku? Entahlah…
      Saat aku olahraga, tanpa diduga satu kejadian yang sangat dahsyat terjadi ditengah lapangan. Kejadian yang membuat cowok dan cewek satu sekolah menyaksikan kejadian itu dengan kedua mata kepala mereka. Dan membuat mereka ternganga, dagdigdug, berharap ‘JANGAN MAU’, dan masih banyak lagi. Dan, kejadian itu adalah… Nakamura menghampiriku uang sedang istirahat duduk dipinggir lapangan. Karena aku duduk sedangkan dia terlihat sangat tinggi sekali dari posisiku, aku melihatnya dengan mengangkat kepalaku setinggi mungkin. Agar bisa melihat wajahnya dengan jelas. Aku melihat tangan Nakamura terulur didepan wajahku.
“Apa?” tanyaku. Tapi, Nakamura hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepadaku untuk menangkap uluran tangannya dan berdiri dari posisiku. Aku pun berdiri dengan bantuan Nakamura. Nakamura membawaku ke tengah lapangan. Aku bingung dengan apa yang akan dia lakukan kepadaku saat itu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena Nakamura hanya tersenyum padaku dan … saat itu pula, cowok dan cewek satu sekolah melihat aku dan Nakamura ditengah lapangan. Sampai ditengah lapangan, Nakamura berlutut didepanku. Menggenggam erat kedua tanganku. Kini, wajahnya tidak seperti tadi. Wajahnya terlihat serius, dan …
“Navarra, aku sayang sama kamu, aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu. Dan… aku sudah lama memendam perasaan ini. Aku selalu memandangimu dari kejauhan dan itu kamu tidak tau. Aku rasa sudah cukup lama aku memendamnya, dan sekarang. Aku ingin kamu jadi my girlfriend.”
“Nakamura, dan sebenarnya… Aku juga suka sama kamu, aku sayang sama kamu dan aku cinta sama kamu. Aku juga memendam rasa ini sudah lama, aku kira kamu suka dengan yang lain, jadi…” Nakamura berdiri, langsung menutup bibirku dan aku pun berhenti berbicara.
“Just you in my heart. No other.” kata Nakamura. Dan saat itu juga aku sadar, kalau selama ini perasaanku tidak salah. Aku menyukai Nakamura sejak aku kelas 2 SMA ini dan dia pun juga menyukaiku. Nakamura langsung memelukku dan membawaku berputar di tenagh udara dalam pelukannya. Dia menurunkan, kedua telapak tangannya menempel di kedua pipiku, “Kita buat anak-anak satu sekolah iri dengan hubungan kita. Kamu idola satu sekolah dikalangan cowok. Berpacaran dengan…”
“Cowok idola satu sekolah dikalangan cewek.” sahutku, memotong ucapannya.
Nakamura mengangguk. “Ganti kaos olahragamu, karena jam OR sudah habis.”
Aku mengangguk.
“Aku antar.” ucap Nakamura. Dia mengantarku sampai kelas.
      1 tahun lebih 3 bulan kemudian… Aku kelas 3 SMA sudah. Dan aku masih dengan Nakamura. Di tahun ini, ada 2 anak baru dikelasku. Kedua anak baru itu adalah cowok, mereka adalah Raja dan Rafael. Mereka dikelas, selalu memandangaiku. Entah apa yang mereka pandang. Apa mereka…? Nggak, nggak, nggak. Nggak mungkin! Apa mereka nggak tau kabar yang selama ini masih jadi bahan obrolan? Apa mereka nggak tau aku sudah milik siapa? GILA! Kalau misalnya ini benar, berarti mereka benar GILA. Sudah melampau perjanjian yang sudah berdiri 1 tahun lebih 3 bulan itu. Raja dan Rafael, keduanya sama-sama keren, dan hampir sama dengan Nakamura, tapi badan Raja dan Rafael tidak sama dengan Nakamura. Meskipun begitu, jantungku selalu dagdigdug kalau ada didekat Raja atau Rafael. Perasaan apa ini? Aku nggak tau. Nggak mungkin perasaan itu. Aku sudah punya Nakamura, dia baik, keren, tajir, idola semua cewek, dan dia PERFECT. Tapi, Raja dan Rafael juga nggak kalah keren, tajir, dan baik dari Nakamura. “Arrgghh…No way! Aku nggak boleh suka sama mereka berdua. Aku milik Nakamura, dan Nakamura milikku. Nggak! Nggak! Nggak ada yang bisa ganggu pikiranku dan nggak ada yang bisa merubah rasa cinta dan kasih sayangku ke Nakamura.”
      Tanpa di duga, Raja berteriak saat dia dikantin. Dan, waktu itu aku juga dikantin. Semua anak yang ada dikantin sampai terbelalak dan ternganga mendengar perkataan Raja.
“Attention, everybody!” semua pandangan beralih ke Raja. Dia naik bangku kantin, “Navaraa, gue sayang sama loe!” mendengar kata itu, mataku langsung terbelalak. “Gue mau, loe jadi pacar gue.” dan saat kata selanjutnya keluar, aku langsung menarik tangan Raja. Menariknya turun dari bangku kantin dan membawanya ke belakang sekolah.
“Udah gila ya, kamu?!”
“Navarra, aku sayang sama kamu.”
“Tapi, sorry. Aku sudah ada yang punya. Nakamura.” saat itu juga, aku lihat ekpresi Raja kecewa. ‘Arrgghh, aku nggak tega lihat anak cowok sedih gara-gara aku nolak cintanya. Pasti Rafael malu, cintanya aku tolak meskipun dari belakang anak-anak. Tapi, aku yakin kalau anak-anak pasti tau apa yang terjadi disini.’ umpatku dalam hati.
“Baiklah. Sorry.” ucapnya pasrah. Aku langsung pergi dan meninggalkan Raja sendiri dibelakang sekolah. Sebenarnya, aku nggak tega bikin dia sakit hati. Aku sebenarnya… mau menerimanya, tapi aku sudah ada Nakamura dan Nakamura lebih perfect dari siapapun. Untung saja waktu itu Nakamura nggak masuk, jadi masalah nggak runyam. Aku bisa mengatasi Raja.
      1 tahun lebih 3 bulan aku kelas 3 SMA, dan ditahun ini, aku berumur 17 tahun. Dan mala mini, aku mengadakan party dirumah. Semua anak satu sekolah aku undang. Sebenarnya aku cuma mau mengundang teman sekelasku saja, tapi papa memaksa untuk satu sekolah. Ya sudah, kalau papa sudah berkata dan berkeputusan, tidak ada yang berani melawan. Dan, so pasti… Nakamura datang ke party itu. Nggak lupa juga, meskipun Raja dan Rafael anak baru, mereka masih masuk dalam undangan.
      Malam ini tanpa aku duga dan diluar dugaan semua undangan yang ada. Rafael, mengungkapkan cintanya ke aku. Dan, ada Nakamura saat itu juga. ‘Arrgghh… Sial! Kenapa harus complicated gini? Aku sudah merahasiakan kejadian Raja nembak aku dari Nakamura, dan sekarang Rafael. Arrgghh, aku nggak tau harus gimana? Kalau Nakamura marah, terus aku putus sama dia dan aku nggak bisa punya cowok kayak dia gimana? Haduh… Complicated!’ teriakku dalam hati.
“Sorry, ganggu kalian. Sebentar saja, aku mau kasih tau something yang penting.” ucap Rafael, dan membuat semua orang yang ada di party itu mengalihkan pandangannya langsung ke Rafael. “Gue cuma mau kasih tau sama kalian semua yang ada disini. Gue suka sama Navarra. Cewek yang saat ini berulang tahun.” kata-kata itu membuatku terbelalak. Rafael mendekati dan berada di antara aku dan Nakamura, tapi kini, jarakku dengan Nakamura terpisah olehnya. “Jadi, loe loe semua, jangan ada yang berani-berani dekatin cewek gue. Navarra, karena mulai malam ini dan detik ini, dia jadi milik gue selamanya.” menatap Nakamura, “Dan loe, jangan deket-deket sama Navarra. Kalau loe deketin dia, loe berurusan sama gue. Ngerti loe?!” saat itu juga, Nakamura berjalan pelan menuju taman yang agak terpisah dari tempat party. Aku mengejarnya, meskipun sempat ditahan oleh Rafael, tapi aku tidak menggubrisnya. Aku berhasil mengejar Nakamura, dan menariknya kembali ke tempat party.
“Semuanya, kalian tau hubunganku dengan Nakamura bagaimana? Dan yang hanya tidak tau adalah, Raja dan Rafael. Maklum mereka baru, tapi setidaknya kini Raja sudah tau yang sebenarnya. Tapi, Rafael belum.” aku menatap Rafael, dan memperat genggamanku dengan Nakamura, “Kalian tau semuanya, Raja mengungkapkan cintanya dikantin dan karena saat itu Nakamura tidak masuk, jadi dia tidak tau. Aku sempat terkecoh, karena aku bingung bagaimana. Aku tidak rela menolak Raja dan aku juga tidak rela melepaskan Nakamura.
“Tapi, aku harus memilih meskipun ini complicated sekali bagiku. Dan aku tetap memilih Nakamura. Dan sekarang, Rafael. Aku tidak terkecoh, karena Nakamura adalah cinta sejatiku sampai kapan pun.” lanjutku, dan aku menatap Rafael lagi, “Rafael, sorry. Dengan berat hati aku katakan dan aku putuskan karena aku nggak rela menyakiti hati cowok, aku nggak akan berpaling dari Nakamura. Sorry.” saat itu juga, Rafael menampakkan wajah kecewa dan sedih. Dia langsung pergi dari party.
“Makasih kamu sudah memilih aku.”
Aku menatap Nakamura, “Makasih juga karena kamu telah menjadi cinta sejatiku.”
     Semuanya berakhir bahagia. Meskipun aku sempat pusing karena harus memilih yang complicated menurutku, tapi bagiku sekarang, pilihan dan keputusan tidak ada yang complicated, kecuali kita memilih yang bijak dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar